Pendahuluan
Sun
Tzu adalah seorang filsuf praktis yang menulis The Art of War yang
terdiri dari 7000 aksara
pada
kira-kira tahun 500 sebelum Masehi.
The Art of War mungkin
salah satu buku yang ditulis pada bilah-bilah bambu, karya yang diakui
ini
telah meraih reputasi internasional sebagai intisari strategi meraih
kemenangan.
Selama
berabad-abad, The Art of War dijunjung tinggi oleh para ahli strategi
Tiongkok maupun Jepang. Banyak
pernyataan Mao diambil dari filosofi Sun Tzu. Sun Tzu adalah pendahuluan
singkat terbaik untuk
studi tentang perang, The Art of War memang naskah mendasar yang mantap
tentang strategi.
STRATEGI TIMUR VERSUS STRATEGI BARAT
The Art of War adalah
landasan dari strategi Timur. Tesis sentral Sun Tzu adalah bahwa anda bisa menghindari
pertempuran kalau anda merencanakan strategi yang tepat sebelum pertempuran. On War karya
Carl von clausewitz, seorang pejabatJerman yang menulis di zaman Napoleon,
adalah landasan
dari sebagian besar strategi Barat. Teori menurut Clausewitz berkonsentrasi
pada pertempuran besar
sebagai cara meraih kemenangan. The Art of War merupakan
maha karya kesederhanaan. Ketika membandingkan Clausewitz dengan Sun Tzu,
ahli strategi Liddel Hart berkomentar: “Sun Tzu memiliki visi yang jelas,
wawasan yang lebih mendalam,
kesegaran yang kekal”. Karya Sun Tzu umumnya tidak dianggap sebagai kontributor terhadap
strategi militer Barat. Karya Sun Tzu adalah rahasia-rahasia bagi sukses bisnis
maupun pribadi. Studi
dan analisa yang berkesinambungan terhadap Sun Tzu menghasilkan wawasan-wawasan
baru untuk
membuka konsep-konsep meraih kemenangan.
PANDUAN STRATEGIS UNTUK PEMIMPIN
Menggunakan
strategi Sun Tzu dalam bisnis bukanlah barang baru. Ada banyak bukti bahwa The
Art of War memberikan
kontribusi terhadap cara berpikir pemimpin-pemimpin modern.
The Art of War merupakan bacaan wajib untuk mengikuti kursus tentang kewirausahaan di Columbia University. Banyak pesanan The Art of War telah dilakukan oleh organisasi-organisasi bisnis, serikat dagang, dan aparat-aparat penegak hukum. The Art of War merupakan karya klasik bukan saja tentang strategi melainkan juga tentang kesederhanaan. Kesederhanaan The Art of War menjadikan pelajaran-pelajaran Sun Tzu langsung dapat dijabarkan menjadi strategi bisnis. Prinsip-prinsip Sun Tzu memantapkan landasan yang kokoh untuk memahami aturan-aturan strategi bisnis di milenium baru. Pelajaran-pelajaran Sun Tzu sudah ribuan usianya, dan ujian waktulah yang menjadikannya berharga bagi manajer bisnis.
STRATEGI DAN TAKTIK
Prinsip
mendasar strategi itu sama bagi semua manajer, bagi segala waktu, bagi segala
situasi. Hanya
taktik
yang berubah dan taktik dimodifikasi sesuai berjalannya waktu.
Strategi
paling baik didefinisikan sebagai “melakukan hal yang benar”. Sementara taktik
adalah
“melakukan
segalanya dengan benar”.
Strategi
berhenti di perbatasan dalam perang dan di kantor-kantor pusat dalam bisnis;
taktik dimulai
dengan
kontak dengan pelanggan. The Art of War nya Sun Tzu memberikan
pelajaran-pelajaran yang
mendasar
untuk pemikiran strategis modern dan menjadi sumber ide-ide yang subur untuk
taktik.
ATURAN-ATURAN STRATEGIS
· Evaluasilah Kondisi yang ada dengan seksama
· Bandingkanlah Atribut-atribut yang ada
· Carilah Peluang-peluang Strategis
Visi
tentang organisasi ingin menjadi apa, haruslah direncanakan dengan kesadaran
akan realita. Itulah sebabnya
bab ini memfokuskan kepada evaluasi. Komponen-komponen visi mengartikulasikan
maksud, misi,
nilai-nilai patokan, dan gambaran yang jelas tentang masa depan organisasi.
Dari visi, pimpinan dapat
menentukan strategi, menetapkan inisiatif-inisiatif strategis, dan
menyelaraskan organisasinya. Semakin
canggih proses perencanaan, semakin sulitlah memperkenalkan fleksibilitas yang mengakomodasikan
perubahan-perubahan dalam situasi. Suatu
kekeliruan yang umum adalah menganggap perencanaan sebagai hanya proses mental,
ide di kepala kita
yang sekedar menengok ke masa lalu dan beradaptasi demi masa depan. Kalau
rencana anda tidak ditulis,
anda tidak mempunyai rencana sama sekali. Anda hanya mempunyai impian, visi,
atau mungkin hanya
mimpi buruk. Rencana tertulis yang sederhanalah yang paling efektif.
Penjabaran Lima Faktor Konstan Dalam Bisnis
1.
Pengaruh moral artinya semangat melaksanakan misi.
2.
Cuaca maksudnya adalah kekuatan-kekuatan eksternal.
3.
Medan maksudnya pasar.
4.
Komandan maksudnya kepemimpinan.
5.
Doktrin dapat disamakan dengan prinsip-prinsip patokan.
Penjabaran “Evaluasi Kondisi-kondisi yang Ada
dengan Seksama”
Evaluasi
yang baik adalah landasan operasi yang sukses Setiap
evaluasi harus mencakup analisa seksama terhadap bagaimana caranya meningkatkan
bisnis dengan
pelanggan yang ada. Analisa yang dilakukan oleh Ogilvy & Mather menunjukan
bahwa pengembalian
dari investasi pemasaran yang dilakukan terhadap pelanggan yang ada itu bisa
beberapa kali
lipat dari pada investasi pemasaran yang dilakukan terhadap calon pelanggan. Ketika
tindakan diambil tanpa evaluasi yang seksama terhadap situasinya, terlalu
sering orang menggarap hal-hal
yang keliru. Dalam keadaan seperti ini, hasilnya adalah bahwa banyak upaya
dilakukan sia-sia. Evaluasi
adalah sekedar metodologi untuk mengumpulkan data dalam proses terstruktur yang
dirancang untuk
mendapatkan fakta atau persepsi. Evaluasi bisa internal ataupun ekternal.
Evaluasi bisa diadakan oleh
seorang atau lebih individu. Evaluasi bisa berasal dari survei. Evaluasi
yang baik menggali ke dalam akar penyebab dan mencari cara-cara baru yang lebih
baik untuk meraih
sukses. Ketika
evaluasi diadakan oleh organisasi ekternal, para responden biasanya mempunyai
peluang yang lebih
baik untuk memberikan masukan. Ini memberikan peluang untuk mengumpulkan data
yang lebih akurat.
Secara
internal, evaluasi memberikan informasi tentang kekuatan-kekuatan dan
kelemahan kelamahan yang
dapat membangkitkan semangat serta mengarahkan pembaharuan diri. Secara
eksternal, evaluasi mengungkapkan
ancaman dan peluang.
Penjabaran “Bandingkanlah Atribut-atribut yang Ada”
0 komentar:
Posting Komentar